Laporan
Pembuatan Pupuk Organik Cair
Berbahan Limbaha Sayuran
Disusun sebagai salah satu persyaratan untuk melaksanakan kegiatan perkuliahan
Program Diploma
IV Politeknik Negeri Jember
Kerjasama
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pertanian Cianjur
Oleh
Nama : Salman Efendi Siregar
Nim : A42121711
PROGRAM DIPLOMA IV
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
KERJASAMA
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN PERTANIAN CIANJUR
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Setiap tahun ribuan hektar lahan yang subur
berkurang akibat penggunaan pupuk kimia. Sungguh ironis, menggunakan racun
untuk meningkatkan produksi pangan bagi kehidupan. Tidak heran bila kesehatan
dan daya tahan tubuh manusia terus merosot.
Penggunaan pupuk organik tidak meninggalkan residu
yang membahayakan bagi kehidupan. Pengaplikasiannya mampu memperkaya sekaligus
mengembalikan ketersediaan unsur hara bagi tanah dan tumbuhan dengan aman.
Nilai tambah dari penggunaan pupuk organik. Bahwa
seperti diketahui bersama
hasil produk pertanian
dengan menggunakan pupuk
organik mempunyai nilai
jual yang lebih
tinggi dibanding dengan
pertanian anorganik (pupuk
buatan pabrik), apalagi
dipadukan dengan penggunaan
pestisida organik dimana
produknya dikenal sebagai
“Beras organik non
pestisida” , mempunyai
harga jual hampir
dua kali dari
produk pertanian anorganik.
Meskipun segmen pasarnya masih tertentu , misalnya jaringan perhotelan,
supermarket dengan pelanggan orang asing
, restoran restoran dll.
Berdasarkan hal tersebut maka perlu diadakan
pembuatan pupuk organik cair sehingga kita dapat memahami cara pembuatan pupuk
dan memanfaatkan limbah.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah Mengetahui teknik-teknik pembuatan
pupuk organik cair, mengetahui
bahan-bahan yang digunakan dalam pembutan pupuk organik
ada pun kegunaan dari praktikum ini
adalah
ü Mengurangi
dampak pemanasan global
ü Meningkatkan
absorbsi gas CO2, SO2 dan polutan lainnya
ü Meningkatkan
upaya konservasi sumberdaya genetik tanaman hutan
ü Meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan limbah tanaman.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Tinjauan pustaka
Pupuk organik adalah nama kolektif untuk semua jenis
bahanorganik asal tanaman dan hewan yang dapat dirombak menjadi haratersedia
bagi tanaman. Dalam Permentan No.2/Pert/Hk.060/2/2006, tenpupuk organik dan
pembenah tanah, dikemukakan bahwa pupuk organik adalah pupuk yang sebagian
besar atau seluruhnya terdiri atas bahanorganik yang berasal dari tanaman dan
atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair
yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia,
dan biologi tanah. Definisi tersebut menunjukkan bahwa pupuk organik lebih
ditujukan kepada kandungan C-organik atau bahan organik daripada kadar haranya,
nilai C-organik itulah yang menjadi pembeda dengan pupuk anorganik (Skoog
1962).
Bila C-organik rendah dan tidak masuk dalam
ketentuan pupuk organik maka diklasifikasikan sebagai pembenah tanah organik.
Pembenah tanah atau soil ameliorant menurut SK Mentan adalah bahan-bahan
sintesis atau alami,organik atau mineral. Sumber bahan organik dapat berupa kompos,
pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung,
bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan
bahan pertanian, dan limbah kota. Kompos merupakan produk pembusukan dari
limbah tanaman dan hewan hasil perombakan oleh fungi, aktinomiset, dan cacing
tanah. Pupuk hijau merupakan keseluruhan tanaman hijau maupun hanya bagian dari
tanaman seperti sisa batang dan tunggul akar setelah bagian atas tanaman yang
hijau digunakan sebagai pakan ternak. Sebagai contoh pupuk hijau ini adalah
sisa–sisa tanaman, kacang-kacangan, dan tanaman paku air Azolla. Pupuk kandang
merupakan kotoran ternak (Skoog 1962).
Limbah kota yang dapat menjadi kompos berupa sampah
kota yang berasal dari tanaman, setelah dipisah dari bahan-bahan yang tidak
dapat dirombak misalnya plastik, kertas, botol, dan kertas. Istilah pupuk
hayati digunakan sebagai nama kolektif untuk semua kelompok fungsional mikroba
tanah yang dapat berfungsi sebagai penyedia hara dalam tanah, sehingga dapat tersedia
bagi tanaman. Pemakaian istilah ini relatif baru dibandingkan dengan saat
penggunaan salah satu jenis (Razdan ,1983).
pupuk hayati komersial pertama di dunia yaitu
inokulan Rhizobium yang sudah lebih dari 100 tahun yang lalu. Pupuk hayati
dalam buku ini dapat didefinisikan sebagai inokulan berbahan aktif organisme
hidup yang berfungsi untuk menambat hara tertentu atau memfasilitasi
tersedianya hara dalam tanah bagi tanaman (Razdan ,1983).
Memfasilitasi tersedianya hara ini dapat berlangsung
melalui peningkatan akses tanaman terhadap hara misalnya oleh cendawan mikoriza
arbuskuler, pelarutan oleh mikroba pelarut fosfat, maupun perombakan oleh
fungi, aktinomiset atau cacing tanah. Penyediaan hara ini berlangsung melalui
hubungan simbiotis atau nonsimbiotis. Secara simbiosis berlangsung dengan
kelompok tanaman tertentu atau dengan kebanyakan tanaman, sedangkan
nonsimbiotis berlangsung melalui penyerapan hara hasil pelarutan oleh kelompok
mikroba pelarut fosfat, dan hasil perombakan bahan organik oleh kelompok
organisme perombak. Kelompok mikroba simbiotis ini terutama meliputi bakteri
bintil akar dan cendawan mikoriza (Razdan ,1983).
Penambatan N2 secara simbiotis dengan tanaman
kehutanan yang bukan legum oleh aktinomisetes genus Frankia di luar cakupan buku
ini. Kelompok cendawan mikoriza yang tergolong ektomikoriza juga di luar
cakupan baku ini, karena kelompok ini hanya bersimbiosis dengan berbagai
tanaman kehutanan. Kelompok endomikoriza yang akan dicakup dalam buku ini juga
hanya cendawan mikoriza vesikulerabuskuler (Razdan ,1983).
BAB
III
METODOLOGI
3.1 Waktu Dan Tempat
Praktikum ini dilaksankan di green house tanaman
anggrek di dekat lab kultur jaringan tepatnya di PPPTK PERTANIAN CIANJUR, Pada
Hari Jum’at, 13 september, 2013, Pukul 08.00 wib sampai selesai.
3.2 Alat : Bahan
:
Ember besar Mentimun
Pencacah Gula
merah
Pisau Air
beras
Karung Em4
Karung Air
kelapa
Alat pengukur air Air
bersih
Limbah rumah tangga
Bioaktivator mikrobat
3.3 Prosedur kerja
Langkah
dan Prosedur kerja mahasiswa dalam praktikum yang dilakukan ini adalah sebagai
berikut :
ü Cacah
bahan-bahan yang kan dibuat pupuk
ü Masukkan
kedalam Ember
ü Sementara
itu, campurkan masing-masing 200ml dari bioaktivator dan tetes gula kedalam 5
liter air
ü Setelah
itu masukkan bahan – bahan, kedalam ember, lalu campur dengan larutan tersebut, dan biarkan selama 2 minggu.
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5